jam

JANGAN SEKALI KALI MELUPAKAN SEJARAH

search

Google Yahoo Msn

Jumat, 20 Januari 2012

Jurnalis dan Idealisme-nya

  Jurnalis dan Idealisme-nya REP | 17 December 2011 | 16:1667  Nihil


    ” Ask the jugde to know the rules
    Ask the journalist to rule the world “

Jurnalistik identik dengan wartawan. Bagaimanapun identitasnya jurnalistik ya wartawan -meskipun spesialisasi ilmu jurnalistik tidak selalu bersinggungan dengan profesi wartawan-, tapi memang judge-nya demikian. Jadi sebenernya jurnalistik itu apa sih? Secara teoritis, jurnalistik berasal dari kata journ. Dalam bahasa Prancis, journ berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari (Sumadiria, 2005:2).
Oke, sepertinya tidak perlu ya menjelaskan lebih banyak secara teoritis mengenai apa itu Jurnalistik … Bahasa Jurnalistik … Penulisan Berita … Teori Komunikasi … de-es-be karena kita tidak sedang kuliah disini -hhehe-. Hanya ingin berbagi opini saja yang kata banyak orang dunia jurnalistik itu dunia dewa ! Ekstremnya,jurnalis itu seperti Izrail. Tenang namun mematikan.
Saya memang tidak banyak tahu tentang dunia dewa ini. Namun mengamati serta mencermati orang-orang berpengalaman yang telah terjun langsung ke dunia ini, memang begitulah adanya. Seorang jurnalis harus independen, dia harus punya prinsip yang dipegang kuat oleh nuraninya. Tapi pada prakteknya? Tidak ada jurnalis yang benar-benar independen seperti yang telah dianut nuraninya. Pasti akan selalu ada pergolakkan batin antara prinsip dan kebutuhan. Akan selalu ada benturan-benturan terutama dengan media tempatnya mengabdi. Terlebih lagi, bukan hal yang asing jika pemilik media saat ini adalah mereka yang punya kekuasaan ditunjang perusahaan. Maka, masihkah ada jurnalis yang benar-benar independen?
Yap, mungkin ada. Ada segelintir orang yang masih teguh dengan Idealisme, dan Kode Etik Jurnalisnya. Masih ada mereka yang mau berjuang untuk menyampaikan kebenaran walau hanya mengandalkan gaji yang minim bahkan teror yang tidak terduga. Tapi bagaimana khalayak bisa yakin dengan hal tersebut? Berbagai isu yang diangkat oleh media -cetak sampai elektronik- seperti di-setting oleh mereka yang berkuaasa. Khalayak dibiarkan terombang-ambing dalam ketidakpastian, apalagi kasus-kasus yang melibatkan kaum elit. Seperti Century, Lapindo, Antasari, Kematian Munir. Kasus-kasus yang sangat tidak jelas akhirnya. Kemana para jurnalis yang katanya punya idealisme serta independen itu? Sampai-sampai kasus tersebut tidak lagi diangkat media hingga clear.
Saya rasa, mereka ada. Namun terhalang oleh benteng tinggi nan tebal untuk menyebarkan fakta tersebut. Terlalu banyak orang penting yang ikut bermain dalam kasus-kasus tersebut. Darimana lagi khalayak tahu persoalan pemerintahan jika bukan dari jurnalis yang menyebarkannya melalui media? Ya, jurnalis memang Tuhan. Sepertinya memang fakta tentang kasus-kasus tersebut ada namun ada permainan yang sedang mereka jalankan dengan para penguasa. Siapa yang tahu ? Bisa sajakan jurnalis yang punya fakta itu melakukan kebohongan publik dengan imbalan sekian milyar dari yang pe-request-nya?Ini prasangka buruk saya tentang jurnalis. Sekali lagi, jurnalis adalah Tuhan. Dia pun mampu menentukan nasib seorang ‘pejabat’ dan ‘penguasa’. Hidup atau mati.
Ini kenyataan, tidak bisa dipungkiri lagi. Bagi saya, hal ini menjadi dilema tersendiri. Terlebih lagi studi yang sedang saya jalani di bangku kuliah ber-konsentrasi di bidang jurnalistik. Tentu saya akan menjadi seorang jurnalis, wartawan, insan pers -meskipun, seperti yang saya bilang sebelumnya bahwa lulusan ilmu jurnalistik tidak selalu harus menjadi wartawan-. Saya punya impian menjadi jurnalis yang benar-benar berani mengungkap fakta bukan hanya diam tapi berontak ! Saya berharap bahwa jurnalis yang punya idealisme dan independen itu sejatinya benar-benar ada dan berani muncul kepermukaan mengemukakan kasus-kasus spektakuler yang sampai saat ini belum jelas akhirnya.
Mari terus berjuang para Jurnalis … untuk idealisme-mu dan kebenaran !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar